Tingkatkan Produktivitas Padi
BOLMUT — Tujuh petani asal desa Tombolango
kecamatan Sangkub berkomitmen akan meningkatkan produktifitas padi
Bolaang Mongondow utara. Penegasan tersebut disampaikan Mulyadi
Tjatjo dan Jamal Baso didampingi 5 rekan-rekannya. Ke-7 petani ini
bertekad mewujudkan misi Bolmong Utara, yakni kabupaten padi setelah
40 hari lamanya
menimba ilmu menanam padi di Kabupaten Barru, Sulawesi Selatan.
Sebagaimana diketahui, selama 40 hari, Mulyadi, Jamal dan rekannya itu memelajari metode tanam padi yang dikenal dengan nama System of Rice Intensification (SRI) di Kelurahan Kiru-Kiru, Barru. Sebagai tamu Pemkab Barru, Mulyadi mendapat pelayanan prima dari Pemkab. Selama itu pula, mereka mempelajari tehnologi pertanian SRI, pupuk dan penggunakaan kotoran ternak sapi sebagai pupuk kompos.
Kini, setelah balik ke Bolmong Utara beberapa pekan lalu. Ke-7 petani ini mulai menerapkan ilmu mereka. Dengan kepercayaan diri yang besar, mereka yakin akan meningkatkan produktivitas padi. Salah satu kelebihan metode SRI yaitu, bibit padi yang akan dipakai di areal 1 hektar hanya 8 kg. “Biasanya untuk metode konvensional yang sering digunakan petani Bolmut, untuk 1 hektar memakai 1-2 koli padi. Nah kalau metode SRI hanya 8 kg,”terang Arifin Dg Masiga, sekretaris KKSS Kec. Sangkub.
Jika biasanya petani Bolmong Utara ketika menggunakan metode konvensional, hasil 1 hektar hanya mendapatkan 1-2 Ton. Maka dengan metode SRI diharapkan menghasilkan gabah kering 8-12 Ton per hektar.
Hasil yang diharapkan, Tak hanya itu, metode SRI adalah metode yang mengutamakan pendekatan lingkungan. Peningkatan padi harus menggunakan pupuk kompos, membasmi keong dilawan dengan ternak itik. “pokoknya metode ini hemat biaya dan hasil yang tinggi,”tambah Astian Muhammad, ketua KKSS Sangkub.(mrs)
menimba ilmu menanam padi di Kabupaten Barru, Sulawesi Selatan.
Sebagaimana diketahui, selama 40 hari, Mulyadi, Jamal dan rekannya itu memelajari metode tanam padi yang dikenal dengan nama System of Rice Intensification (SRI) di Kelurahan Kiru-Kiru, Barru. Sebagai tamu Pemkab Barru, Mulyadi mendapat pelayanan prima dari Pemkab. Selama itu pula, mereka mempelajari tehnologi pertanian SRI, pupuk dan penggunakaan kotoran ternak sapi sebagai pupuk kompos.
Kini, setelah balik ke Bolmong Utara beberapa pekan lalu. Ke-7 petani ini mulai menerapkan ilmu mereka. Dengan kepercayaan diri yang besar, mereka yakin akan meningkatkan produktivitas padi. Salah satu kelebihan metode SRI yaitu, bibit padi yang akan dipakai di areal 1 hektar hanya 8 kg. “Biasanya untuk metode konvensional yang sering digunakan petani Bolmut, untuk 1 hektar memakai 1-2 koli padi. Nah kalau metode SRI hanya 8 kg,”terang Arifin Dg Masiga, sekretaris KKSS Kec. Sangkub.
Jika biasanya petani Bolmong Utara ketika menggunakan metode konvensional, hasil 1 hektar hanya mendapatkan 1-2 Ton. Maka dengan metode SRI diharapkan menghasilkan gabah kering 8-12 Ton per hektar.
Hasil yang diharapkan, Tak hanya itu, metode SRI adalah metode yang mengutamakan pendekatan lingkungan. Peningkatan padi harus menggunakan pupuk kompos, membasmi keong dilawan dengan ternak itik. “pokoknya metode ini hemat biaya dan hasil yang tinggi,”tambah Astian Muhammad, ketua KKSS Sangkub.(mrs)